CANTIKA.COM, Jakarta - Perdebatan pasti pernah terjadi pada siapa saja, tetapi konflik yang tidak terselesaikan dapat sangat membebani kesehatan mental kita. Hal ini menimbulkan pertanyaan: bagaimana cara mengatasi pertengkaran dan benar-benar menebus kesalahan? Seberapa penting minta maaf?
Pertengkaran, baik dengan teman, pasangan, atau anggota keluarga, dapat meninggalkan beban emosional yang berkepanjangan. Namun, baik di depan publik maupun di balik pintu tertutup, mengetahui cara meminta maaf secara efektif dapat membuat perbedaan besar dalam melangkah maju.
Artikel Terkait:
Untuk menjelaskan kekuatan permintaan maaf yang tulus, Pakar Kesehatan Mental Stephen Buchwald dari Manhattan Mental Health (penyedia layanan terapi dan konseling terkemuka) berbagi wawasannya tentang cara meminta maaf secara efektif kepada pasangan sambil tetap mempertahankan perspektif diri sendiri.
"Sebagai manusia, kita mendambakan hubungan, tetapi kesombongan sering kali menghalangi. Permintaan maaf yang tulus tidak serta-merta berarti menyerah. Permintaan maaf merupakan katalis untuk mengakui emosi dengan cara yang sehat dan pada akhirnya mendorong penyembuhan."
Cara yang tepat untuk meminta maaf tanpa mengabaikan emosi kamu
Meminta maaf tidak berarti mengakui kesalahan atas segalanya. Sederhananya, meminta maaf berarti mengakui emosi orang lain sambil tetap jujur pada emosi Anda sendiri.
Menurut Stephen Buchwald, berikut tips minta maaf kepada pasangan
1. Luangkan Waktu untuk Bercermin – “Permintaan maaf yang spontan bisa terasa tidak tulus. Sebelum Anda meminta maaf, luangkan waktu untuk memproses emosi Anda dan memahami apa yang salah.”
2. Akui Perasaan Mereka – Daripada sekadar mengatakan, “Maafkan saya”, cobalah mengatakan “Saya mengerti bahwa apa yang saya katakan menyakiti Anda”. Pendekatan ini menunjukkan empati tanpa mengabaikan perspektif Anda sendiri.
3. Gunakan Pernyataan "Saya" – Mengalihkan kesalahan dapat meningkatkan konflik. Daripada mengatakan "Kamu tidak masuk akal", katakan "Saya merasa kewalahan selama percakapan kita. Ini akan membuat fokus pada emosi daripada tuduhan.
4. Jangan Terlalu Banyak Meminta Maaf – Seperti hal lainnya, meminta maaf adalah ungkapan yang harus dilakukan dengan sewajarnya. “Permintaan maaf harus bermakna, tidak berlebihan. Meminta maaf secara berlebihan dapat dianggap sebagai sikap meremehkan atau mengasihani diri sendiri.”
5. Tawarkan Solusi – Jika memungkinkan, sarankan cara untuk mencegah konflik serupa di masa mendatang. Misalnya, coba katakan: “Lain kali, mari kita istirahat dulu sebelum keadaan makin buruk.” Menyalahkan orang lain tidak akan ada gunanya. “Menawarkan langkah maju yang konstruktif menunjukkan komitmen untuk memperbaiki hubungan.”
Manfaat Minta Maaf
Berpegang pada rasa dendam atau bersalah dapat menguras emosi. Penelitian menunjukkan bahwa permintaan maaf yang tulus dapat mengurangi stres, memperbaiki hubungan, dan bahkan meningkatkan harga diri.
Stephen Buchwald berkata, “Meminta maaf memungkinkan kedua belah pihak untuk melangkah maju. Meminta maaf meringankan beban emosional dan meningkatkan kedamaian batin.” Baik itu pertikaian keluarga, perselisihan dengan teman, atau bahkan konflik di tempat kerja, mengetahui cara meminta maaf yang benar dapat membuat perbedaan besar dan jika Anda kesulitan berkomunikasi, mencari dukungan profesional dapat membantu Anda mengatasi tantangan emosional dengan percaya diri.
Seperti yang diingatkan oleh perseteruan Oasis, argumen yang tidak terselesaikan dapat berlangsung seumur hidup, tetapi dengan pendekatan yang tepat, menebus kesalahan tidak harus berarti kehilangan jati diri. Sebaliknya, itu berarti menghargai hubungan daripada konflik.
Pilihan Editor: 5 Cara Seimbangkan Waktu Kerja, Berhenti Minta Maaf Jika Tak Bersalah
HINDUSTAN TIMES
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika