Mengenal Pneumonia Ganda, Penyakit Serius yang Diderita Paus Fransiskus Sebelum Wafat - health Cantika.com

Advertisement
Advertisement
Advertisement

Mengenal Pneumonia Ganda, Penyakit Serius yang Diderita Paus Fransiskus Sebelum Wafat

foto-reporter

Reporter

google-image
Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik, Paus Fransiskus memimpin misa akbar di kompleks Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, 5 September 2024. Tempo/M Taufan Rengganis

Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik, Paus Fransiskus memimpin misa akbar di kompleks Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, 5 September 2024. Tempo/M Taufan Rengganis

Advertisement

CANTIKA.COM, Jakarta - Hari ini, 21 April 2025, dunia berkabung atas kepergian Paus Fransiskus, pemimpin spiritual umat Katolik yang begitu dihormati lintas agama dan budaya. Beliau wafat setelah berjuang melawan penyakit yang dikenal sebagai pneumonia ganda, atau dalam istilah internasional disebut double pneumonia. Penyakit ini disebut-sebut sebagai penyebab utama memburuknya kondisi beliau hingga akhirnya menghembuskan napas terakhir.

Namun, apa sebenarnya pneumonia ganda itu?

Mengenal Pneumonia: Infeksi Paru-Paru yang Umum Namun Berbahaya

Pneumonia secara umum adalah infeksi atau peradangan pada jaringan paru-paru, yang bisa disebabkan oleh berbagai jenis mikroorganisme, bakteri, virus, bahkan jamur dan parasit. Infeksi ini membuat alveoli atau kantung udara di paru-paru terisi oleh cairan atau nanah, yang mengganggu pertukaran oksigen dan menyebabkan gejala seperti batuk, demam, sesak napas, dan nyeri dada.

Dalam tubuh manusia, terdapat dua paru-paru: paru kiri dan paru kanan. Paru kiri memiliki dua bagian atau lobus, sementara paru kanan memiliki tiga. Setiap lobus ini dipisahkan oleh sekat yang disebut fisura.

Apa Itu Pneumonia Ganda?

Istilah “pneumonia ganda” sendiri bukanlah istilah medis yang sering digunakan dalam dunia kedokteran. Namun, dalam pemberitaan media, terutama setelah kabar duka dari Vatikan, istilah ini menjadi sorotan. Pneumonia ganda merujuk pada infeksi yang terjadi di kedua sisi paru-paru sekaligus, paru kanan dan paru kiri, yang secara klinis dikenal sebagai pneumonia bilateral.

Berita resmi dari Vatican News pada 21 April menyebutkan bahwa Paus Fransiskus memang didiagnosis mengalami pneumonia bilateral sejak 18 Februari lalu. Artinya, peradangan yang beliau alami tidak hanya menyerang satu sisi paru, namun keduanya secara bersamaan—kondisi yang umumnya lebih berat dan memerlukan penanganan intensif.

Kemungkinan Penyebab: Infeksi Polimikrobial

Menariknya, laporan dari media seperti The Conversation menyebutkan bahwa “double pneumonia” juga bisa diartikan sebagai pneumonia yang disebabkan oleh lebih dari satu mikroorganisme penyebab, baik itu dua jenis bakteri, gabungan virus dan bakteri, maupun kombinasi dengan jamur. Ini disebut sebagai infeksi polimikrobial (polymicrobial infection), yang biasanya lebih kompleks dan sulit diobati.

Hal ini diperkuat oleh catatan dari Vatican News pada 18 Februari 2025 yang menyebutkan bahwa Paus Fransiskus mengalami infeksi paru yang berlangsung dalam konteks bronkiektasis dan bronkitis asmatiform, dua kondisi pernapasan kronis yang membuat paru menjadi lebih rentan terhadap infeksi berat dan berulang.

Kondisi Kesehatan yang Memburuk Sebelumnya

Sebelum meninggal, Paus Fransiskus beberapa kali mengalami gangguan pernapasan serius. Pada 22 Februari 2025, beliau mengalami krisis napas mirip asma yang memerlukan dukungan high-flow oxygen, yakni terapi oksigen dengan aliran tinggi. Hasil laboratorium juga menunjukkan adanya trombositopenia (penurunan jumlah trombosit) serta anemia, yang menandakan kondisi tubuh yang sedang sangat lemah.

Meskipun pada 11 April sempat diberitakan bahwa kondisi beliau menunjukkan perbaikan, baik dari sisi pernapasan maupun hasil laboratorium, penyakit pneumonia ganda yang beliau derita tampaknya telah menyebabkan kerusakan yang terlalu luas dan sistemik pada tubuhnya yang telah lanjut usia.

Warisan Paus Fransiskus dan Pesan Terakhirnya

Paus Fransiskus telah dikenal dunia bukan hanya sebagai pemimpin Gereja Katolik, namun juga sebagai simbol kasih, kerendahan hati, dan keberpihakan pada kaum tertindas. Di masa hidupnya, beliau juga tidak pernah menutupi kondisi kesehatannya, termasuk operasi pengangkatan sebagian paru yang pernah dijalaninya di usia muda pada 1957.

Kisah beliau dengan pneumonia bukan hanya tragedi medis, tapi juga pengingat bahwa penyakit paru masih menjadi ancaman serius, terutama pada populasi lansia dan mereka yang memiliki riwayat penyakit kronis. Pencegahan dan deteksi dini menjadi sangat penting dalam menghindari kondisi yang bisa berujung fatal.

Selamat jalan, Paus Fransiskus. Semangatmu akan terus hidup dalam cinta dan keteladananmu.

Pilihan Editor: Paus Fransiskus Meninggal Dunia di Usia 88 Tahun, Dunia Berduka

THE CONVERSATION | VATICAN NEWS

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Advertisement

Recommended Article

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."
Advertisement