Mengenal Layanan Beauty AI; Manfaat, Cara Kerja, dan Tantangannya di Industri Kecantikan - beauty Cantika.com

Advertisement
Advertisement
Advertisement

Mengenal Layanan Beauty AI; Manfaat, Cara Kerja, dan Tantangannya di Industri Kecantikan

foto-reporter

Reporter

google-image
Perkembangan tren kecantikan di masa digital ini semakin beragam, salah satunya ialah beauty berbasis artificial intelligence (AI) dan augmented reality (AR)/Foto: Doc. Perfect AI

Perkembangan tren kecantikan di masa digital ini semakin beragam, salah satunya ialah beauty berbasis artificial intelligence (AI) dan augmented reality (AR)/Foto: Doc. Perfect AI

Advertisement

CANTIKA.COM, Jakarta - Tahukah Sahabat Cantika, perkembangan tren kecantikan di era digital ini semakin beragam, salah satunya ialah beauty berbasis artificial intelligence (AI) dan augmented reality (AR) terkemuka, meluncurkan teknologi Skin Type Detection berbasis AI atau dikenal dengan beauty AI

Perfect Corp. menjadi pionir dalam penggunaan teknologi AI dan AR pada industri kecantikan dan fashion. Di Indonesia, solusi atau produk dari Perfect Corp. memberikan kesempatan kepada para konsumen untuk mencoba makeup, gaya rambut, aksesoris, dan lain-lain secara virtual. 

Founder & CEO Perfect Corp, Alice Chang mengatakan dengan cara tersebut, brand dapat memberikan pengalaman berbelanja yang menarik dan personal kepada konsumennya. Selain itu, algoritma AI juga dapat menganalisis kulit pengguna dan merekomendasikan produk yag sesuai dengan kebutuhan serta preferensi masing-masing. 

"Tak hanya menjembatani kesenjangan antara pengalaman kecantikan online dan offline, tetapi juga memungkinkan pengguna untuk bereksplorasi dan bereksperimen dengan berbagai penampilan baru. Fitur ini dapat diakses dengan nyaman dan mudah karena dapat pula dijangkau dari rumah," ucap Alice dalam wawancara untuk Cantika, 23 Agustus 2023. 

Manfaat bagi Para Pengguna Layanan Perfect Corp. 

Halaman

Advertisement

Recommended Article

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."
Advertisement