CANTIKA.COM, Jakarta - Banyak dari kita yang mengira bahwa stroke hanya terjadi pada orang dewasa. Tapi anak-anak, remaja, dan bahkan bayi yang belum lahir juga bisa terkena stroke. Stroke pada anak paling sering terjadi pada bulan pertama setelah lahir. Kondisi itu kadang disebut stroke perinatal atau neonatal.
Kebanyakan stroke perinatal terjadi selama persalinan atau segera setelah melahirkan ketika bayi tidak mendapatkan cukup oksigen saat melakukan perjalanan melalui jalan lahir. Stroke yang menyerang anak-anak dan remaja yang lebih besar biasanya disebabkan oleh kondisi lain yang menghentikan aliran darah ke otak atau menyebabkan pendarahan di otak.
Artikel Terkait:
Stroke pada orang dewasa sering terjadi karena tekanan darah tinggi, diabetes, atau aterosklerosis. Sementara faktor risiko stroke pada anak dan remaja lebih bervariasi. Stroke iskemik ( akibat pembekuan darah yang menyumbat arteri yang berjalan ke otak) adalah jenis yang paling umum pada anak-anak dan biasanya terkait beberapa faktor di bawah ini.
1. Kekurangan oksigen saat melahirkan
2. Cacat jantung yang dibawa bayi lahir
Artikel Terkait:
Alasan Khloe Kardashian Terapkan Aturan Ketat dalam Mengasuh Anak
3. Kelainan darah seperti penyakit sel sabit, yang menghancurkan sel darah dan menyumbat pembuluh darah
4. Cedera pada arteri (pembuluh darah yang membawa oksigen) di otak
5. Dehidrasi
6. Kelainan genetik seperti Moyamoya, penyakit langka yang mempengaruhi arteri di otak
7. Infeksi, seperti meningitis atau cacar air
Sementara itu, stroke hemoragik yang terjadi ketika pembuluh darah di atau dekat otak pecah dapat disebabkan oleh cedera kepala yang menyebabkan pembuluh darah pecah, malformasi arteriovenosa, suatu kondisi di mana pembuluh darah di otak tidak terhubung dengan benar, aneurisma (kelemahan pada dinding arteri), hingga penyakit yang mempengaruhi pembekuan darah, seperti hemofilia
Tanda-tanda umum stroke pada anak dan remaja:
1. Kejang
2. Sakit kepala, mungkin disertai muntah
3. Kelumpuhan tiba-tiba atau kelemahan pada satu sisi tubuh
4. Keterlambatan atau perubahan bahasa atau bicara, seperti slurring
5. Kesulitan menelan
6. Masalah penglihatan, seperti penglihatan kabur atau ganda
7. Kecenderungan untuk tidak menggunakan salah satu lengan atau tangan
8. Sesak atau gerakan terbatas di lengan dan kaki
9. Masalah dengan tugas sekolah
10. Hilang ingatan
11. Perubahan suasana hati atau perilaku yang tiba-tiba
Jika anak Anda memiliki gejala-gejala di atas, segera temui dokter. Seseorang yang aktif mengalami stroke dapat memperoleh obat yang dapat mengurangi keparahan stroke dan kerusakan otak yang diakibatkannya.
Stroke terjadi ketika aliran darah ke otak berhenti, bahkan jika hanya terjadi dalam sedetik, itu bisa tetap berbahaya. Darah membawa oksigen dan zat penting lainnya ke sel dan organ tubuh, termasuk otak.
Baca juga: 3 Gejala Stroke yang Paling Sering Dialami Pasien