Konsumsi Antibiotik Berulang pada Anak di Bawah 2 Tahun Bisa Ganggu Mikroba Usus - health Cantika.com

Advertisement
Advertisement
Advertisement

Konsumsi Antibiotik Berulang pada Anak di Bawah 2 Tahun Bisa Ganggu Mikroba Usus

foto-reporter

Reporter

google-image
Ilustrasi antibiotik. Pexels/Pietro Jeng

Ilustrasi antibiotik. Pexels/Pietro Jeng

Advertisement

CANTIKA.COM, Jakarta - Orang tua wajib tahu, penggunaan antiobiotik secara berulang pada anak bisa berisiko untuk kesehatan usus. Hal itu diungkapkan dalam studi terbaru yang diterbitkan dalam Journal of Infectious Diseases.

"Antibiotik memainkan peran penting dalam memerangi infeksi bakteri, tetapi dokter harus berhati-hati saat meresepkan antibiotik kepada anak di bawah usia 2 tahun, karena penggunaan yang sering dapat memengaruhi hasil kesehatan jangka panjang," kata Daniel Horton, penulis utama studi tersebut dilansir Medical Daily, 17 April 2025.

Para peneliti menemukan bahwa paparan antibiotik yang sering pada anak-anak dapat mengganggu keseimbangan mikroba usus yang rapuh. Kondisi tersebut bisa menjadi pemicu berbagai kondisi alergi di kemudian hari, termasuk asma, alergi makanan, dan demam serbuk sari.

Studi tersebut juga mencatat adanya hubungan antara penggunaan antibiotik dan risiko cacat intelektual, tetapi para peneliti memperingatkan bahwa diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengonfirmasi keterkaitan tersebut.

Namun tidak semua kondisi kesehatan anak terkait dengan penggunaan antibiotik, misalnya tidak ada hubungan yang signifikan antara antibiotik dan risiko timbulnya penyakit autoimun seperti penyakit celiac, radang usus, atau juvenile idiopathic arthritis.

Demikian pula, para peneliti tidak menemukan hubungan yang kuat dengan kondisi perkembangan saraf seperti Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) atau Autism Spectrum Disorder (ASD).

Hubungan penggunaan antibiotik dan risiko kesehatan juga bergantung pada jenis antibiotiknya, semakin sering dikonsumsi maka semakin tinggi risikonya.

"Tidak semua infeksi pada anak kecil perlu diobati dengan antibiotik. Orang tua harus terus berkonsultasi dengan dokter anak mereka tentang perawatan terbaik," kata Horton, yang juga merupakan profesor madya pediatri dan epidemiologi di Rutgers Robert Wood Johnson Medical School dan Rutgers School of Public Health.

Dan, perlu jadi catatan kita bersama bahwa konsumsi antibiotik perlu resep dokter. Antibiotik hanya untuk infeksi bakteri, bukan inveksi virus. Hindari memberikan antibiotik sisa pada orang lain. 

Pilihan Editor: Waspada, Atasi Demam Anak Jangan Langsung dengan Antibiotik

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Advertisement

Recommended Article

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."
Advertisement