Kenali Hubungan Psoriasis dan Peradangan Kronis Sebelum Terlambat - health Cantika.com

Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kenali Hubungan Psoriasis dan Peradangan Kronis Sebelum Terlambat

foto-reporter

Reporter

google-image
Ilustrasi wanita dengan psoriasis menggaruk siku. Shutterstock

Ilustrasi wanita dengan psoriasis menggaruk siku. Shutterstock

Advertisement

CANTIKA.COM, JakartaPsoriasis adalah penyakit autoimun yang bukan hanya berdampak pada kulit, tetapi juga bisa memengaruhi kesehatan secara menyeluruh akibat keterkaitannya dengan peradangan kronis. Ketika tubuh mengalami peradangan yang berlangsung terus-menerus, hal ini dapat menimbulkan berbagai komplikasi serius. Oleh karena itu, penting bagi siapa pun yang hidup dengan psoriasis untuk memahami hubungan antara kondisi ini dan risiko sistemik yang menyertainya.

Psoriasis: Lebih dari Sekadar Masalah Kulit

Penyakit autoimun ini ditandai dengan munculnya bercak-bercak merah tebal dan bersisik di permukaan kulit. Hal ini terjadi akibat proses pergantian sel kulit yang terlalu cepat. Umumnya, bagian tubuh seperti siku, lutut, kulit kepala, dan punggung bawah adalah area yang paling sering terdampak. Meskipun penyebab utamanya belum sepenuhnya dipahami, kombinasi antara faktor genetik dan lingkungan dianggap berperan besar dalam memicu munculnya psoriasis. Paparan stres emosional, infeksi, perubahan cuaca, serta penggunaan obat tertentu bisa menjadi faktor pencetus kambuhnya gejala.

Peradangan Kronis sebagai Pemicu Komplikasi

Pada penderita psoriasis, sistem kekebalan tubuh menjadi terlalu aktif dan menyerang jaringan tubuh yang sehat, termasuk kulit. Akibatnya, tubuh mengalami peradangan kronis yang berlangsung secara terus-menerus. Yang perlu diwaspadai adalah bahwa peradangan ini tidak hanya terbatas pada area kulit yang tampak, tetapi juga dapat menyebar ke organ-organ vital melalui aliran darah. Inilah yang menyebabkan psoriasis kerap dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan serius lainnya.

Salah satu komplikasi yang paling umum terjadi adalah penyakit jantung dan pembuluh darah. Peradangan kronis dapat menyebabkan kerusakan pada dinding pembuluh darah, yang kemudian meningkatkan risiko hipertensi, serangan jantung, dan stroke. Tak hanya itu, penderita psoriasis juga memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk mengembangkan diabetes tipe 2. Hal ini dikarenakan peradangan yang berlangsung lama bisa menyebabkan gangguan metabolisme, termasuk resistensi insulin.

Selain itu, sindrom metabolik kerap ditemukan pada mereka yang hidup dengan psoriasis. Kondisi ini mencakup gabungan antara tekanan darah tinggi, kadar kolesterol yang tidak normal, dan kelebihan berat badan. Kombinasi faktor-faktor tersebut semakin meningkatkan risiko penyakit jantung dan komplikasi lainnya. Organ lain yang juga bisa terdampak adalah ginjal. Peradangan sistemik yang tidak tertangani dengan baik dapat menyebabkan kerusakan fungsi ginjal secara bertahap.

Tak kalah penting, sekitar 30% penderita psoriasis diketahui mengalami artritis psoriatik, yaitu peradangan pada sendi yang menyebabkan nyeri, kaku, dan pembengkakan. Gejala ini sering kali muncul secara bertahap dan bisa menjadi sangat mengganggu aktivitas harian jika tidak segera ditangani.

Waktu yang Tepat untuk Menghubungi Dokter

Mengenali kapan harus berkonsultasi dengan dokter merupakan langkah penting dalam pengelolaan psoriasis. Jika gejala psoriasis memburuk atau tidak merespons pengobatan yang sedang dijalani, segera cari bantuan medis. Begitu pula jika Anda mulai merasakan nyeri sendi, kekakuan terutama di pagi hari, atau gejala infeksi seperti demam dan luka yang meradang. Munculnya gejala baru yang tidak biasa, seperti kelelahan ekstrem atau perubahan berat badan tanpa sebab jelas, juga perlu diwaspadai sebagai kemungkinan tanda adanya peradangan yang meluas.

Psoriasis bukan hanya soal penampilan kulit, ini adalah penyakit sistemik yang berkaitan erat dengan autoimun dan peradangan kronis. Tanpa pengelolaan yang tepat, peradangan yang terjadi dapat mengganggu fungsi organ vital dan memicu berbagai komplikasi serius. Oleh karena itu, penting untuk mengambil pendekatan menyeluruh dalam pengobatan, dengan tidak hanya fokus pada gejala kulit, tetapi juga menjaga kesehatan tubuh secara umum melalui gaya hidup sehat dan pemeriksaan rutin ke dokter.

Pilihan Editor: Tinggal di Kota dengan Polusi Udara Tinggi, Kamu Berisiko Terpapar 5 Penyakit Autoimun Ini

MEDICAL NEWS TODAY | NIH | NHS

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Advertisement

Recommended Article

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."
Advertisement