Perempuan Rentan Herpes Zoster, Ini yang Perlu Kamu Tahu! - health Cantika.com

Advertisement
Advertisement
Advertisement

Perempuan Rentan Herpes Zoster, Ini yang Perlu Kamu Tahu!

foto-reporter

Reporter

google-image
Ilustrasi perempuan mengalami gangguan tidur. Foto: Freepik

Ilustrasi perempuan mengalami gangguan tidur. Foto: Freepik

Advertisement

CANTIKA.COM, Jakarta - Herpes zoster atau yang lebih dikenal sebagai cacar api, adalah infeksi yang disebabkan oleh reaktivasi virus varicella zoster yang juga bertanggung jawab atas cacar air. Setelah seseorang sembuh dari cacar air, virus ini tetap berada dalam sistem saraf dan dapat aktif kembali saat sistem imun melemah. Menariknya, perempuan memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena herpes zoster dibandingkan laki-laki.

Ketua Satgas Imunisasi Dewasa dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam (PAPDI), Dr. Sukamto Koesnoe mengungkap bahwa perempuan memiliki resiko yang lebih tinggi untuk terjangkit penyakit cacar api.

"Perempuan juga memiliki risiko untuk terpapar herpes zoster, biasanya karena faktor stres dan pengaruh hormon yang menyebabkan imunitas perempuan jadi melemah," ungkapnya.

Hal tersebut diperkuat juga dengan data yang disampaikan oleh Prof. Hasbullah Thabrany mengenai tingkat risiko herpes zoster. Perempuan memiliki risiko 1,19 kali lebih tinggi dibandingkan laki-laki ketika terjangkit cacar api.

Seiring bertambahnya usia, terutama setelah 50 tahun, sistem kekebalan tubuh cenderung melemah. Hal ini meningkatkan peluang virus varicella zoster untuk aktif kembali, menyebabkan herpes zoster. Data menunjukkan bahwa perempuan memiliki harapan hidup lebih panjang, sehingga mereka lebih sering mengalami reaktivasi virus ini.

Meski kasus banyak menyerang orang tua, herpes zoster juga bisa menjangkit perempuan yang menderita kondisi khusus seperti komorbid (diabetes, hipertensi, dll), kanker, dan HIV/AIDS. Mereka memiliki risiko yang semakin besar karena imunitas tubuh mereka melemah.

Kondisi yang melemahkan sistem imun tersebut, seperti diabetes, HIV/AIDS, atau penggunaan obat imunosupresif, dapat meningkatkan risiko reaktivasi virus. Perempuan dengan kondisi kesehatan tertentu mungkin lebih rentan terhadap penurunan fungsi imun, sehingga lebih mudah terkena herpes zoster.

Tak hanya orang tua, Dr. Sukamto juga mengimbau bahwa ini bisa juga menyerang perempuan yang masih muda, faktor terbesarnya adalah karena stres sehingga menurunkan imunitas tubuh.

Stres, baik fisik maupun emosional, dapat menurunkan respons imun tubuh. Perempuan sering menghadapi stres yang lebih tinggi akibat faktor sosial dan hormonal, yang dapat mempengaruhi kekuatan sistem imun mereka. Penurunan imun ini membuka peluang bagi virus varicella-zoster untuk aktif kembali.

Herpes zoster juga memiliki berbagai dampak, tidak hanya untuk perempuan, tetapi juga laki-laki. Sekretaris Kelompok Studi Herpes Indonesia, Dr. Hanny Nilasari juga mengatakan bahwa dampak ini sama parahnya baik untuk laki-laki dan perempuan.

Salah satu komplikasi paling umum dan menyakitkan dari herpes zoster adalah neuralgia pasca herpes (NPH). NPH ditandai dengan nyeri yang berlanjut di area bekas ruam setelah ruam tersebut sembuh. Nyeri ini bisa berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun, menyebabkan ketidaknyamanan yang signifikan dan mengganggu kualitas hidup penderitanya. 

"Dampaknya gak cuma untuk perempuan saja, laki-laki pun merasakan yang sama, yaitu adanya rasa nyeri yang masih berlanjut bahkan setelah sembuh. Sehingga bisa menganggu kenyamanan pasien penyintas herpes zoster." tuturnya.

NPH dapat menyebabkan berbagai dampak negatif, seperti gangguan tidur, penurunan kualitas hidup, hingga masalah psikologis.

Nyeri yang terus-menerus dapat mengganggu pola tidur, menyebabkan kelelahan dan menurunkan energi. Hal tersebut akan mengganggu aktivitas sehari-hari seperti berpakaian, bekerja, atau berolahraga bisa menjadi sulit dilakukan akibat nyeri yang persisten. Sampai akhirnya, nyeri kronis yang disebabkan NPH ini dapat menyebabkan stres, kecemasan, atau depresi, yang memperburuk kondisi kesehatan secara keseluruhan.

Untuk mengurangi risiko terkena herpes zoster, vaksinasi dapat menjadi langkah efektif. Vaksin herpes zoster direkomendasikan untuk individu berusia di atas 50 tahun, terutama bagi mereka yang memiliki sistem imun yang melemah atau memiliki riwayat kesehatan tertentu. Selain itu, mengelola stres melalui teknik relaksasi, olahraga teratur, dan menjaga pola makan sehat dapat membantu memperkuat sistem imun.

Penting bagi perempuan untuk menyadari faktor risiko ini dan mengambil langkah pencegahan yang tepat. Konsultasi dengan tenaga medis mengenai vaksinasi dan strategi pengelolaan stres dapat membantu menjaga kesehatan dan mencegah komplikasi serius akibat herpes zoster.

Pilihan Editor: Mirip Cacar Air Tapi Nyelekit, Kenali Gejala Herpes Zoster!

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Advertisement

Recommended Article

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."
Advertisement