Apa Itu Misogini? Contoh, Dampak, dan Fakta yang Perlu Kamu Tahu - lifestyle Cantika.com

Advertisement
Advertisement
Advertisement

Apa Itu Misogini? Contoh, Dampak, dan Fakta yang Perlu Kamu Tahu

foto-reporter

Reporter

google-image
Ilustrasi kekerasan berbasis gender. Foto: Freepik

Ilustrasi kekerasan berbasis gender. Foto: Freepik

Advertisement

CANTIKA.COM, Jakarta - Dalam kehidupan sehari-hari, kita mungkin sering mendengar istilah misogini, namun tidak semua orang memahami secara mendalam apa itu misogini dan bagaimana dampaknya bagi perempuan. Secara sederhana, misogini adalah sikap kebencian atau ketidaksukaan terhadap perempuan, yang bisa termanifestasi dalam berbagai bentuk tindakan, baik halus maupun terang-terangan. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani, yaitu miso yang berarti “benci” dan gyne yang berarti “perempuan”.

Tindakan misoginis tidak hanya mencerminkan ketidaksukaan, tetapi bisa berkembang menjadi diskriminasi seksual, penyebaran fitnah, kekerasan, hingga menjadikan perempuan sebagai objek seksual semata. Fenomena ini menjadi perhatian karena memiliki konsekuensi serius terhadap kehidupan perempuan, baik secara fisik, psikologis, maupun sosial. Menurut NIH, kesadaran akan bahaya misogini sangat penting agar masyarakat dapat mencegah dan mengatasinya sejak dini.

Contoh Misogini yang Sering Terjadi

Misogini tidak selalu muncul dalam bentuk kekerasan ekstrem, tapi juga bisa hadir dalam interaksi harian yang tampak “biasa”. Berikut beberapa contoh misogini yang umum ditemui:

  • Pelecehan Seksual
    Komentar merendahkan atau tindakan tidak senonoh terhadap perempuan di tempat kerja, transportasi umum, atau ruang publik lainnya adalah bentuk misogini yang sayangnya masih sering dianggap sepele.

  • Diskriminasi di Tempat Kerja
    Perempuan sering menghadapi ketimpangan gaji meski memiliki kualifikasi dan tanggung jawab yang setara, bahkan lebih tinggi, dibandingkan rekan laki-laki. Selain itu, peluang promosi juga sering tidak merata.

  • Stereotip Gender
    Anggapan bahwa perempuan tidak layak menduduki posisi tertentu atau kurang kompeten dalam bidang tertentu karena “tidak sesuai kodrat” adalah contoh misogini yang masih mengakar di banyak budaya.

  • Kekerasan dalam Rumah Tangga
    Tindakan kekerasan fisik atau emosional terhadap perempuan dalam lingkungan keluarga menjadi bentuk paling nyata dari dampak misogini, yang seringkali tidak terlaporkan.

  • Objektifikasi Seksual
    Media kerap menampilkan perempuan secara berlebihan dari sisi fisik tanpa mengapresiasi kepribadian, pemikiran, atau prestasinya, menciptakan citra perempuan sebagai objek semata.

Dampak Misogini bagi Perempuan

Dampak misogini bagi perempuan tidak bisa dianggap ringan. Tindakan misoginis bisa merusak kesehatan mental perempuan, memicu stres, depresi, hingga gangguan kecemasan. Kekerasan fisik yang merupakan dampak misogini bisa berujung pada luka berat, trauma jangka panjang, atau bahkan kehilangan nyawa.

Di dunia profesional, diskriminasi misoginis menghambat kemajuan karier perempuan, memperlebar kesenjangan upah, serta memperkecil peluang mereka dalam kepemimpinan. Tak hanya itu, perempuan juga bisa kehilangan rasa percaya diri akibat stereotip dan objektifikasi yang terus-menerus dialami. Banyak perempuan merasa takut untuk berpartisipasi dalam aktivitas sosial maupun politik karena khawatir akan menghadapi perlakuan diskriminatif.

Mengatasi misogini memerlukan pendekatan multifaset yang melibatkan pendidikan, perubahan kebijakan, dan perubahan budaya. Pendidikan tentang kesetaraan gender dan hak asasi manusia dapat membantu menantang dan mengubah pandangan misoginis. Selain itu, kebijakan yang mendukung perempuan, seperti cuti melahirkan yang adil dan perlindungan hukum terhadap kekerasan berbasis gender, sangat penting. Perubahan budaya juga diperlukan untuk menantang norma-norma yang mendukung misogini dan untuk mempromosikan representasi positif perempuan dalam media dan masyarakat.

Misogini bukan sekadar masalah perempuan, tapi persoalan sosial yang memengaruhi kualitas kehidupan bersama. Contoh misogini dalam bentuk pelecehan, diskriminasi, hingga kekerasan dalam rumah tangga menunjukkan betapa berbahayanya sikap misoginis jika dibiarkan. Dampak misogini bagi perempuan sangat luas dan merugikan, baik secara individu maupun masyarakat secara keseluruhan.

Oleh karena itu, semua pihak—baik masyarakat maupun pemerintah—harus bersinergi untuk melawan budaya misoginis dan menciptakan lingkungan yang adil, aman, dan setara bagi semua gender. Dengan kesadaran dan tindakan nyata, kita bisa mengurangi dan bahkan menghapuskan misogini dari kehidupan kita sehari-hari.

Pilihan Editor: Bahaya Femisida: Ancaman Nyata Bagi Perempuan dan Contoh Kasusnya

NIH | SAGE JOURNALS | ANTARA | FISIPOL UGM

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Advertisement

Recommended Article

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."
Advertisement