Mengenal Sosok Kartini Tangguh di Balik Kemudi, Wujud Kesetaraan di Dunia Transportasi - lifestyle Cantika.com

Advertisement
Advertisement
Advertisement

Mengenal Sosok Kartini Tangguh di Balik Kemudi, Wujud Kesetaraan di Dunia Transportasi

foto-reporter

Reporter

google-image
Anne Mary (43), pengemudi taksi Bluebird/Foto: Doc. Bluebird

Anne Mary (43), pengemudi taksi Bluebird/Foto: Doc. Bluebird

Advertisement

CANTIKA.COM, Jakarta - Dalam semangat Hari Kartini, PT Blue Bird Tbk menyoroti kiprah para Srikandi, sebutan pengemudi perempuan yang hadir sebagai sosok tangguh dan profesional dalam memberikan layanan transportasi yang aman dan nyaman bagi masyarakat. Sebagai perusahaan transportasi yang menjunjung tinggi nilai kesetaraan, Bluebird secara konsisten memberikan ruang bagi perempuan untuk berperan aktif, termasuk di profesi yang kerap dianggap maskulin seperti pengemudi.

Cerita Srikandi Bluebird

Bagi para Srikandi Bluebird, menjadi pengemudi bukan hanya soal mencari nafkah, tapi juga ruang untuk tumbuh dan menata masa depan dengan cara mereka sendiri. Lilly Mulawato (54) telah bergabung dengan Bluebird selama lebih dari 12 tahun. Sebelumnya, ia sempat merasa dunia kerja kantoran bukan tempat yang cocok. “

Saya pernah nyeletuk, ‘Kalau Bluebird buka lowongan pengemudi wanita, saya mau daftar.’ Ternyata suatu hari, pas bantuin suami di usaha cuci mobil, ada pelanggan Bluebird yang nawarin kerja. Suami nggak bisa nyetir, akhirnya saya yang ditawarin. Saya baru tahu kalau perempuan juga bisa jadi pengemudi di Bluebird,” ucap Lily. 

Lilly mengaku menikmati profesi yang membawanya bertemu banyak orang baru dan memberinya kebebasan waktu. Salah satu pengalaman yang paling ia kenang adalah terpilih menjadi perwakilan pengemudi dalam sebuah acara resmi dan bertemu langsung dengan menteri. Selain itu, profesi ini juga membuka jalan bagi masa depan anaknya. “Anak saya dapat Beasiswa Bluebird Peduli sejak SMK hingga kuliah sekarang ini. Itu yang bikin saya merasa pilihan ini tidak salah,” tambahnya.

Sementara itu, Anne Mary (memulai perjalanannya sebagai pengemudi Bluebird setelah lebih dari 20 tahun menjalani peran sebagai ibu rumah tangga. Keputusan untuk kembali bekerja bukan hal yang mudah, terlebih dengan tantangan menjalani profesi baru di usia yang tidak lagi muda. “Sudah lama saya nggak kerja, jadi ada rasa takut sendiri. Bukan karena nggak bisa, tapi lebih ke ‘masih sanggup nggak ya?’ Apalagi jadi pengemudi, itu sesuatu yang benar-benar baru buat saya,” kenangnya.

Namun, dengan semangat dan dukungan dari lingkungan sekitar, Anne perlahan menemukan ritmenya. Ia merasa terbantu dengan pelatihan serta kebiasaan saling membantu di lapangan antar sesama pengemudi. “Yang bikin saya bertahan itu juga karena saling bantu antar sesama pengemudi. Kita saling kasih info, misalnya area mana yang ramai. Itu sangat membantu, apalagi buat saya yang baru,” tambah perempuan 43 tahun ini. 

Kini, Anne bersyukur bisa kembali produktif sekaligus mendukung pendidikan putranya yang sedang menempuh kuliah di salah satu perguruan tinggi negeri unggulan di Yogyakarta lewat program Beasiswa Bluebird Peduli.

Komitmen Bluebird Terhadap Kesetaraan

Hingga saat ini, Bluebird telah memiliki lebih dari 280 pengemudi perempuan yang bertugas di layanan Bluebird, Silverbird, hingga Goldenbird. Dalam tiga tahun terakhir, jumlah pengemudi wanita tumbuh hampir 2,5X, mencerminkan meningkatnya keterlibatan aktif perempuan dalam profesi ini.

Perempuan telah menjadi bagian tak terpisahkan dari perjalanan Bluebird, yang didirikan oleh sosok ibu tangguh, Mutiara Siti Fatimah Djokosoetono, menanamkan nilai peduli, integritas, pelayanan prima, dan pola pikir berkembang. Semangat tersebut terus hidup lewat pemimpin perempuan, seperti Noni Purnomo, CEO Bluebird 2019–2021 dan pendiri Bluebird Peduli; Irawaty Salim, CFO Bluebird; hingga GM Operasional di beberapa pool yang mengelola seluruh aktivitas harian, termasuk pengemudi, bengkel, dan administrasi.

“Inklusivitas terhadap perempuan adalah bagian dari identitas Bluebird. Kami terus mendorong lebih banyak perempuan untuk berkembang dan menjadi inspirasi, baik di balik kemudi maupun di seluruh lini perusahaan,” ungkap Adrianto Djokosoetono, Direktur Utama PT Blue Bird Tbk melalui siaran pers, Senin, 21 April 2025. 

Kesempatan menjadi pengemudi perempuan mulai dibuka pada 2010, sebagai wujud komitmen Bluebird terhadap kesetaraan. Kini, Srikandi Bluebird hadir di seluruh Indonesia, termasuk Jadetabek, Surabaya, Bali, Palembang, dan kota besar lainnya. Menariknya, pengemudi wanita Bluebird datang dari rentang usia 24 hingga 60 tahun, dengan proporsi yang hampir seimbang antara kelompok usia 29–44 tahun dan 45 tahun ke atas. Sekitar 5 persen lainnya berasal dari generasi muda, dengan usia termuda saat ini 24 tahun.

“Kami percaya bahwa perempuan memiliki kontribusi besar dalam membangun kualitas layanan transportasi. Kehadiran pengemudi perempuan di Bluebird menjadi bukti bahwa profesionalisme dan kualitas layanan tidak ditentukan oleh gender, melainkan oleh komitmen dan integritas,” ucap Andre.

Melalui dedikasi dan kehadiran para Srikandi Bluebird, semangat Kartini tidak hanya dirayakan, tapi dijalani setiap hari – di balik kemudi, di jalanan, dan dalam setiap perjalanan pelanggan.

Pilihan Editor: Hari Kartini, Ini Alasan Kedekatan Kartini dengan Marie Ovink-Soer

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Advertisement

Recommended Article

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."
Advertisement