CANTIKA.COM, Jakarta - Merefleksikan Hari Kartini, akan diceritakan saat Raden Ajeng Kartini menjalin hubungan yang akrab dengan Marie Ovink-Soer. Kartini juga belajar banyak hal selama kenal dengan Asisten Residen Jepara itu. Mulanya karena rumah mereka berdekatan, mereka kerap bertemu. Meskipun tempat tinggal mereka saling berhadapan, Kartini dan kedua adiknya, Roekmini serta Kardini, tetap diantar menggunakan kereta saat berkunjung ke kediaman Ovink-Soer yang berada di seberang alun-alun.
Kehadiran tiga bersaudara tersebut membawa kebahagiaan bagi Nyonya Ovink-Soer yang hidup tanpa anak. Hubungan mereka begitu akrab, terutama karena Kartini dan adik-adiknya fasih berbahasa Belanda, sehingga komunikasi berjalan lancar. Sejak awal, kehangatan terjalin di antara mereka. Ovink-Soer bahkan menjuluki mereka “Het Klaverblad” atau Tiga Saudara, sementara Kartini dan adik-adiknya menyebut Ovink-Soer dengan panggilan “Moedertje,” yang berarti ibu tersayang.
Kartini, yang saat itu baru berusia 12 tahun, sering kali menjadi yang paling banyak berbicara dan mampu menjawab berbagai pertanyaan Ovink-Soer tentang Jepara. Hubungan mereka begitu erat hingga Ovink-Soer pernah berkata bahwa sorot mata Kartini seolah mengatakan, "Saya merasa wanita Belanda ini dan saya akan menjadi sangat dekat," sebagaimana dicatat dalam buku Memoire yang dikutip dalam Kartini: Sebuah Biografi oleh Sitisoemandari Soeroto.
Melalui Ovink-Soer, Kartini mempelajari budaya Belanda, termasuk kebiasaan membalas ciuman pipi sesama perempuan, yang awalnya terasa asing baginya. Ovink-Soer juga menanamkan keyakinan bahwa Kartini sejajar dengan perempuan Belanda. Kedekatan mereka memperkuat rasa percaya diri Kartini terhadap kesetaraan perempuan.
Kartini dan kedua adiknya sering berbagi pemikiran, perasaan, dan impian dengan Ovink-Soer. Mereka merasa lebih bebas berdiskusi dengannya dibandingkan dengan orang tua mereka sendiri. Selain itu, mereka juga menikmati aktivitas seperti bermain musik, membaca, dan melukis bersama. “Saya mencintai mereka seperti anak saya sendiri,” ujar Ovink-Soer.
Di akhir pekan, dia kerap mengajak ketiganya jalan-jalan ke Pantai Bandengan, yang berada sekitar tujuh kilometer dari Jepara. Namun, kebersamaan itu tidak berlangsung lama. Setelah menyelesaikan pendidikannya di Europeesche Lagere School, Kartini mulai menjalani masa pingitan. Upaya Ovink-Soer dan suaminya untuk membujuk ayah Kartini, Sosroningrat, agar membatalkan pingitan tidak membuahkan hasil. Baru pada 1896, ayahnya mengizinkan Kartini keluar dari pingitan, dan sejak saat itu, kunjungan ke rumah Ovink-Soer pun kembali sering dilakukan.
Melalui hubungan tersebut, Kartini mengenal karya sastra feminis Belanda dan berbagai jurnal perempuan. Seperti Stella Zeehandelaar, Marie Ovink-Soer juga dikenal sebagai penulis yang fokus pada isu perempuan dan anak. Ia pula yang memperkenalkan Kartini pada De Hollandsche Lelie, majalah progresif yang membela hak perempuan, serta membujuknya untuk menulis iklan mencari sahabat pena. Namun, perpisahan tak terhindarkan. Ketika Ovink-Soer dan suaminya dipindahkan ke Jombang pada tahun 1899, hubungan mereka menjadi renggang dan hanya diteruskan lewat surat.
Pengalaman Kartini bersama keluarga Ovink-Soer membuka pandangannya terhadap hubungan antara pria dan perempuan. Ia mengagumi relasi setara, terbuka, dan harmonis yang ditunjukkan pasangan Belanda itu—sesuatu yang bertolak belakang dengan struktur relasi dalam masyarakat Jawa yang masih feodal.
Saat berusia 16 tahun, Kartini sempat menyampaikan kepada Ovink-Soer bahwa ia tidak ingin menikah karena tidak percaya ada pria Jawa yang mampu memperlakukan istrinya dengan hormat seperti laki-laki Barat.
Namun, delapan tahun kemudian, pada 1903, Kartini memberi kabar kepada Ovink-Soer tentang rencana pernikahannya. Sayangnya, pernikahan itu tak berlangsung lama—setahun kemudian, Kartini meninggal dunia. Ovink-Soer meratapi kepergian Kartini dengan ungkapan, “Pada puncak mekarnya, perempuan muda itu dicabut hidupnya, padahal ia masih dapat memberkahi orang banyak.”
Pilihan Editor: Chelsea Islan Ungkap Jadilah Kartini bagi Diri Sendiri dan Lingkungan
MAJALAH TEMPO
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika