CANTIKA.COM, Jakarta - Di dunia perawatan kulit, sulfur adalah kandungan yang paling jarang mendapatkan sorotan. Tidak hanya kedengarannya seperti emisi racun yang perlu kita hindari, tetapi juga baunya cukup menyengat. Faktanya, bahan alami ini bermanfaat untuk kulit kita, terutama bagi yang berjerawat. Jika kamu masih ragu, luangkan waktu sejenak membaca manfaat sulfur, efek samping, dan cara penggunaannya yang tepat menurut dokter kulit.
Apa Itu Sulfur?
Sederhananya, sulfur adalah unsur alami yang merupakan komponen penting bagi semua sel hidup. Dokter kulit Jessie Cheung, sulfur umum ditemukan dalam bebatuan dan mineral serta penting bagi pertumbuhan tanaman. Sulfur juga ditemukan di seluruh tubuh dalam bentuk asam amino, vitamin, dan kulit serta rambut.
Artikel Terkait:
Sulfur dikenal karena warna kuning dan baunya yang kuat. Sulfur juga terkadang berwarna merah muda pucat, itulah sebabnya banyak produk perawatan kulit berbahan sulfur memiliki rona kemerahan.
Sulfur telah digunakan sepanjang sejarah untuk keperluan medis. Dalam hal perawatan kulit, bahan sulfur biasanya ditemukan dalam produk jerawat, masker, dan sabun.
"Penggunaan sulfur yang paling umum adalah sebagai pengobatan topikal untuk jerawat," kata Allison Lester, PA-C di Klinik Shafer di New York, Amerika Serikat, dikutip dari laman Byrdie.
"Produk berbasis sulfur cenderung bekerja paling baik untuk jerawat ringan hingga sedang, terutama komedo putih, komedo hitam, dan papula," kata dokter kulit Sejal Shah.
Menurut dokter Shah, sulfur tidak efektif untuk jerawat sedang hingga parah, terutama sebagai monoterapi. Meskipun memiliki efek yang sama dengan benzoil peroksida dan asam salisilat, dokter Shah mengatakan bahwa sulfur biasanya lebih dapat ditoleransi daripada kedua perawatan tersebut.
Manfaat Sulfur untuk Kulit
1. Mengeringkan jerawat
Menurut dokter Shah, sulfur mengurangi sebum (minyak) pada kulit. Saat dioleskan ke jerawat, sulfur bekerja untuk mengeringkan kulit sehingga dapat terkelupas.
2. Meningkatkan pengelupasan sel kulit mati
Sulfur berfungsi untuk mengelupas sel kulit mati dan menghilangkan kotoran. Dr. Shah mengatakan bahwa sulfur memiliki efek keratolitik, yang berarti ia bekerja untuk melembutkan dan menipiskan epidermis, juga membantu menghilangkan sel kulit mati dan mencegah pori-pori tersumbat.
3. Melawan bakteri
Sulfur memiliki sifat antibakteri. Menurut dr. Cheung, sulfur adalah favorit dokter kulit karena ia membunuh bakteri, jamur, dan berbagai parasit.
4. Mengatasi kondisi kulit sensitif
Dr. Cheung mengatakan karena sulfur bersifat antiradang dan membantu melembutkan dan mengelupas sel kulit mati yang tebal, ia sering digunakan untuk mengatasi jerawat, psoriasis, dan dermatitis seboroik atau ketombe. Dr. Shah menambahkan bahwa sulfur juga bisa membantu mengatasi eksim dan rosacea.
5. Membantu mengatasi peradangan
Lester mengatakan bahwa penggunaan sulfur pada kulit juga dapat memiliki sifat antiradang, baik untuk mengatasi jerawat, eksim, atau rosacea yang kambuh.
Efek Samping Sulfur untuk Kulit
Seperti kandungan lainnya di dalam produk perawatan kulit, sulfur juga memiliki efek samping. Apa sajakah? Sulfur dapat mengeringkan dan dapat mengiritasi kulit sensitif, jadi dokter Shah menyarankan untuk berhati-hati saat mencoba produk yang mengandung sulfur. Karena alasan ini, sebaiknya konsultasikan dengan dokter kulit kamu untuk mendapatkan panduan dalam memilih topikal sulfur yang sesuai dengan kulit kamu.
Cara Menggunakan Sulfur untuk Kulit
Dr. Cheung mengatakan karena sulfur dapat mengeringkan dan mengiritasi bagi sebagian orang, sulfur umumnya diresepkan sebagai pembersih dalam durasi pendek untuk digunakan sekali sehari, biasanya sebelum tidur karena aromanya yang kuat.
Hindari melapisi sulfur dengan obat jerawat topikal lain yang dapat mengelupas atau mengeringkan kulit seperti retinoid, benzoil peroksida, dan asam salisilat. Ingatlah, mencoba beberapa perawatan jerawat secara bersamaan mungkin terlalu berlebihan dan menyebabkan kulit menjadi terlalu kering dan meradang.
Kamu tidak hanya dapat mengoleskan sulfur ke kulit secara topikal, tetapi juga dapat mengonsumsinya secara oral melalui makanan atau melalui suplemen sulfur untuk mendukung fungsi normal tubuh. Namun, untuk hasil yang spesifik pada kulit, dokter Cheung menyarankan untuk tetap menggunakan topikal.
"Tidak banyak penelitian yang bagus untuk suplemen sulfur oral untuk jerawat, dan tidak ada dosis yang direkomendasikan saat ini," jelas dr. Cheung. "Topikal lebih masuk akal karena akan memengaruhi kulit dengan lebih efisien, daripada melewati saluran pencernaan dan aliran darah," katanya.
Kamu sebaiknya mengonsumsi suplemen untuk mengurangi peradangan dan meningkatkan kesehatan usus, seperti prebiotik dan probiotik serta adaptogen, menurut dr. Cheung. Ingatlah, selalu konsultasikan dengan dokter sebelum mencoba suplemen baru atau membuat perubahan pada rutinitas.
Kesimpulannya, meskipun sulfur mungkin bukan bahan yang baunya paling harum, sulfur memberikan banyak manfaat perawatan kulit yang tidak boleh kita abaikan. Khasiatnya sebagai anti-inflamasi dan antibakteri dapat bersaing dengan bahan-bahan utama seperti benzoil peroksida dan asam salisilat, sekaligus menjaga ekosistem yang jauh lebih lembut untuk kulit.
Namun, sulfur berisiko menyebabkan kulit kering untuk jenis kulit yang lebih sensitif, jadi pastikan untuk memasukkan sulfur secara perlahan ke dalam rutinitas perawatan kulit dan pantau bagaimana pengaruhnya terhadap kulit secara khusus.
Pilihan Editor: Mengulik Bahan Skincare yang Bisa Jadi Alternatif Retinol, Apa Saja?
BYRDIE
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika