CANTIKA.COM, Jakarta - Mengalami jerawat sudah cukup buruk, tetapi jika jerawat membandel tak kunjung hilang setelah melakukan segala cara untuk mengatasinya bisa membuat frustrasi. Pertama, penting untuk mengetahui mengapa kita berjerawat, karena ada beberapa akar penyebabnya mulai dari hormon hingga pola makan dan penggunaan produk.
Jerawat hormonal sering muncul di pipi dan garis rahang sebelum menstruasi, sementara jerawat kecil akibat pola makan atau keringat cenderung terbentuk di dahi Anda. Untuk lebih lengkapnya, kita ikuti paparan dua dokter kulit terkait kemungkinan alasan mengapa jerawat kamu tidak kunjung hilang, serta beberapa solusi yang direkomendasikan.
1. Jerawat hormonal
Artikel Terkait:
Jerawat cenderung muncul sekitar masa pubertas, ketika kelenjar sebasea yang memproduksi sebum mulai berfungsi. Namun, jerawat ini tidak hanya muncul pada masa remaja karena jerawat hormonal dapat berlanjut hingga dewasa.
"Pada usia 20-an dan 30-an, jerawat sering kali disebabkan oleh sebum (minyak) berlebih, bakteri, dan kotoran yang menyumbat pori-pori, serta perubahan kadar hormon," kata dokter kulit Dendy Engelman dikutip dari laman Byrdie.
Meskipun remaja laki-laki tampaknya lebih sering mengalami jerawat daripada remaja perempuan, perempuan dewasa cenderung lebih sering mengalaminya daripada pria dewasa. Dan, hormon sering kali menjadi penyebabnya. Itulah sebabnya perempuan mungkin mulai mengalami jerawat untuk pertama kalinya selama kehamilan atau menopause.
Artikel Terkait:
Sempat Ragu, Salma Hayek Akhirnya Coba Perawatan Kulit Ultrasound
"Meskipun banyak orang mengira mereka telah meninggalkan jerawat di masa remajanya, tubuh kita terus mengalami fluktuasi hormonal karena berbagai alasan di masa dewasa, yang dapat memicu timbulnya jerawat," kata dr. Engelman.
Jerawat dapat muncul kapan saja, bahkan jika kamu tidak pernah mengalami jerawat serius sepanjang hidup. Wanita yang mulai mengalami menopause biasanya mengalami jerawat selama masa ini, karena kadar hormon progesteron dapat menjadi lebih tinggi daripada estrogen (yang membantu mencegah jerawat), sehingga menyebabkan timbulnya jerawat."
Ada beberapa solusi untuk jerawat hormonal, termasuk pil KB dan mengobati area tersebut sebelum kamu tahu akan kambuh, misalnya sebelum memasuki fase luteal menstruasi.
2. Menggunakan produk yang tidak tepat
Dalam hal produk pembasmi jerawat, ada beberapa bahan yang memberikan hasil. Asam salisilat dan benzoil peroksida adalah pilihan yang baik yang dijual bebas.
"Selalu lebih baik untuk memulai dengan benzoil peroksida karena lebih dapat ditoleransi," saran Dr. Zuriarrain. "Benzoil peroksida berfungsi membunuh bakteri penyebab jerawat dan membantu menghilangkan minyak berlebih dari kulit. Zat ini juga dapat menghilangkan sel kulit mati yang dapat menyumbat pori-pori."
"Asam salisilat membantu mencegah pori-pori tersumbat. Produk yang dijual bebas memiliki kadar 0,5 hingga 5%," kata dokter Alexander Zuriarrain. "Produk ini dapat menimbulkan efek samping seperti rasa perih ringan dan iritasi kulit."
Retinoid dapat bekerja dengan baik dengan mempercepat pergantian sel kulit, tetapi dapat menyebabkan kulit kering dan kemerahan yang signifikan. "Selalu lebih baik untuk memulai dengan produk jerawat dengan kadar yang lebih rendah sebelum meningkatkan kadarnya," kata dokter Zuriarrain.
3. Hanya mengobati di spot jerawat
Pastikan kamu mengoleskan obat jerawat ke seluruh area yang terkena, mengingat jerawat terbentuk di bawah kulit sebelum muncul di permukaan. Karena itu, penting untuk mencegah munculnya jerawat baru dengan mengobati seluruh area daripada mengobati setiap jerawat setelah muncul. Ini juga akan memastikan bakteri tidak akan menyebar.
4. Mengobati jenis jerawat yang salah
Mengetahui jenis jerawa sangat penting untuk mengobatinya secara efisien. Jerawat hormonal dan bakteri adalah jenis jerawat yang paling umum.
- Jerawat hormonal cenderung muncul di bagian bawah wajah dan dipengaruhi oleh perubahan hormonal selama siklus menstruasi atau selama masa perubahan dalam hidup seperti menopause, kehamilan.
- Jerawat bakteri dapat disebabkan oleh jenis kulit berminyak, tidak cukup sering mencuci muka, polusi, keringat, dan banyak lagi.
- Jerawat jamur disebabkan oleh adanya ragi pada kulit dan dapat resistan terhadap sebagian besar obat jerawat. Jerawat ini dapat diobati dengan menggunakan obat antijamur.
5. Menggunakan produk jerawat secara berlebihan
Sering kali, lebih sedikit lebih baik dalam hal mengobati jerawat. Menggunakan satu produk sambil mengikuti petunjuk acapkali lebih efisien daripada menggunakan beberapa produk, yang dapat menimbulkan peradangan tambahan. Menggunakan terlalu banyak produk atau beragam produk yang berbeda dapat memperparah jerawat.
Cobalah untuk menggunakan bantalan perawatan beberapa kali sehari atau menindaklanjuti pembersih asam salisilat dengan scrub wajah. Berikut adalah beberapa saran ahli mengenai penggunaan produk:
- Cobalah untuk tidak menggunakan lebih dari satu produk salisilat atau benzoil peroksida pada wajah Anda dalam satu waktu. Misalnya, jangan bersihkan wajah dengan pembersih asam salisilat, diikuti dengan mengusap dengan bantalan asam salisilat, dan selesaikan rutinitas dengan menggunakan perawatan gel.
Serupa halnya, jangan gunakan produk salisilat atau benzoil peroksida bersamaan dengan retinol atau retinoid yang diresepkan.
6. Tidak konsisten dengan rutinitas perawatan kulit
Konsistensi adalah rahasia dari setiap rutinitas perawatan kulit yang efisien. Menggunakan produk yang tepat tidak akan berpengaruh jika kamu tidak menggunakannya secara konsisten. "Tidak merawat kulit dan tidur tanpa mencuci muka dapat menyebabkan atau memperparah jerawat," kata dr. Engelman.
Jika kamu merasa kewalahan dengan rutinitas yang panjang atau banyak langkah, kamu dapat mencoba membuatnya tetap sederhana. Mencuci muka dua kali sehari, menggunakan perawatan jerawat, melembapkan, dan menggunakan tabir surya setiap hari adalah langkah sederhan yang kita butuhkan.
7. Pertimbangkan kembali beberapa kebiasaan gaya hidup
Ada kebiasaan tertentu yang dapat menyebabkan jerawat membandel. Berikut adalah beberapa kebiasaan yang paling umum.
- Jarang mencuci seprai, sarung bantal, dan handuk.
- Berbagi kuas dan alat rias. Hal itu dapat memindahkan kotoran dan minyak ke kulit kamu.
- Jarang keramas. Minyak dan kotoran dapat menyebabkan jerawat di sekitar wajah, terutama di garis rambut.
- Tidak menghapus riasan atau memakai riasan wajah dalam jangka waktu lama. Riasan dapat menyumbat pori-pori dan menyebabkan timbulnya jerawat.
- Tidak mencuci wajah setelah berkeringat atau berolahraga. Jika kamu tidak punya waktu untuk mandi setelah berolahraga, menggunakan tisu wajah dapat menjadi cara yang baik untuk memastikan keringat dan kotoran tidak akan menyebabkan timbulnya jerawat.
8. Pola makan tidak sehat dan bergizi
Pola makan dapat memengaruhi hormon yang pada berdampak memperparah jerawat, menurut dr. Zuriarrain.
“Makanan yang mengandung banyak gula dapat menyebabkan lonjakan kadar insulin yang dapat mengubah hormon dan memengaruhi kulit,” ucapnya.
Produk susu diketahui dapat menyebabkan timbulnya jerawat bagi mereka yang berjerawat. Makanan berminyak seperti makanan cepat saji dan gorengan, serta minuman dan makanan yang mengandung banyak gula, juga dapat memicu timbulnya jerawat.
Dr. Zuriarrain merekomendasikan asupan buah dan sayuran yang lebih banyak dapat membantu mencegah jerawat. Pola makan yang seimbang dipadu dengan produk pembasmi jerawat yang tepat dapat membantu kamu memperoleh kulit yang bersih.
9. Kebiasaan memencet jerawat
Kamu mungkin tergoda untuk memencet jerawat. Namun, sangat disarankan untuk tidak menyentuh, memencet, atau memecahkannya. Hal itu dapat menyebabkan jaringan parut dan bahkan peradangan yang menyebabkan lebih banyak jerawat. Memencet jerawat juga dapat berisiko menyebabkan bakteri atau penumpukan masuk ke dalam kulit.
Jika tidak dilakukan oleh profesional, tindakan ini dapat memperdalam jerawat alih-alih mengobatinya. Jika kamu memiliki jerawat besar atau kista jerawat, sebaiknya konsultasikan dengan dokter kulit karena mereka akan dapat menentukan apakah diperlukan pencabutan.
10. Ada kondisi medis tertentu
Beberapa kondisi medis dapat menyebabkan jerawat yang berulang atau membandel. "Gangguan endokrin umumnya menyebabkan jerawat karena memengaruhi sistem endokrin, yang bertanggung jawab untuk memproduksi hormon," kata dr. Engelman.
Ia menunjuk sindrom ovarium polikistik (PCOS) sebagai penyebab potensial jerawat. Ini adalah kondisi yang memengaruhi wanita di mana tubuh memproduksi terlalu banyak hormon seks pria androgen, yang menyebabkan kista berkembang di ovarium.
Dr. Engleman mengatakan ada kondisi endokrin lain yang dapat menyebabkan jerawat membandel, seperti akromegali (gangguan di mana tubuh memproduksi terlalu banyak hormon pertumbuhan) dan sindrom Cushing (gangguan di mana tubuh memproduksi terlalu banyak kortisol).
Meskipun lebih jarang, ada kondisi non-endokrin yang dapat menyebabkan jerawat membandel, katanya. Ini termasuk sindrom PAPA, sindrom SAPHO, dan sindrom Apert. Dokter kulit dapat mengatasi masalah ini untuk menentukan perawatan yang sesuai.
11. Belum konsultasi dengan dokter kulit
Beberapa jenis jerawat tidak dapat diobati dengan produk yang dijual bebas. "Jika kamu telah merawat kulit dan mengobati jerawat dengan produk yang dijual bebas selama dua minggu atau lebih tanpa melihat adanya perubahan, mungkin sudah waktunya untuk mengunjungi dokter kulit," kata dr. Engelman.
Perawatan yang diresepkan oleh dr. Engelman untuk mengobati jerawat adalah retinoid yang diresepkan bersama dengan benzoil peroksida topikal. Resep tersebut tidak hanya mengurangi kemerahan dan peradangan akibat jerawat, tetapi juga membuka pori-pori dan membunuh bakteri penyebab jerawat di bawah kulit.
Perawatan untuk mereka yang memiliki jerawat serius atau kistik adalah kombinasi retinoid resep dan benzoil peroksida topikal, kata dr. Engelman. "Bicaralah dengan dokter kulit kamu untuk menemukan pilihan perawatan yang terbaik untuk Anda."
Pilihan perawatan lainnya termasuk obat oral. "Antibiotik dapat bekerja dengan membunuh bakteri kulit berlebih dan mengurangi kemerahan dan peradangan," kata dr. Zuriarrain. Ia menambahkan bahwa ada pilihan non-antibiotik yang tersedia juga, seperti isotretinoin yang umumnya dikenal sebagai Accutane. Obat tekanan darah, Spironolactone juga merupakan resep yang banyak digunakan untuk mengobati jerawat karena memiliki kekuatan untuk mengatur produksi minyak, memblokir reseptor androgen penyebab jerawat, dan mengurangi intensitas dan umur timbulnya jerawat hormonal.
Itulah 11 penyebab jerawat membandel beserta cara mengatasinya menurut dokter kulit. Jangan self diaganosis, ya!
BYRDIE