Pujian Manis Prilly Latuconsina untuk Omara Esteghlal yang Membintangi Pengepungan di Bukit Duri - relationship Cantika.com

Advertisement
Advertisement
Advertisement

Pujian Manis Prilly Latuconsina untuk Omara Esteghlal yang Membintangi Pengepungan di Bukit Duri

foto-reporter

Reporter

google-image
Prilly Latuconsina saat menghadiri gala premiere film Pengepungan di Bukit Duri yang dibintangi Omara Esteghlal, Kamis, 10 April 2025/Foto: Instagram/Prilly Latuconsina

Prilly Latuconsina saat menghadiri gala premiere film Pengepungan di Bukit Duri yang dibintangi Omara Esteghlal, Kamis, 10 April 2025/Foto: Instagram/Prilly Latuconsina

Advertisement

CANTIKA.COM, Jakarta -  Sutradara Joko Anwar kembali menghadirkan karya terbarunya melalui film action-thriller berjudul Pengepungan di Bukit Duri atau The Siege at Thorn High yang dijadwalkan rilis pada 2025. Melalui film ke-11 ini, ia juga berkolaborasi dengan perusahaan Hollywood, Amazon MGM Studios yang dikenal melalui melalui sejumlah film kenamaan seperti Challengers, Blink Twice, American Fiction, dan Air.

Tibalah malam gala premiere yang menghadirkan para cast dan kru serta tamu undangan dari jajaran sineas dan aktris. Termasuk hadirnya Prilly Latuconsina yang tidak hanya mendampingi, tetapi juga memberikan apresiasi dan pujian untuk sang pujaan hati, Omara Esteghlal.

Menurut Prilly, dilm Pengepungan di Bukit Duri adalah salah satu karya sinematik yang berani membuka luka sosial yang seringkali kita pilih untuk diamkan. Alih-alih menghindari, film ini justru mengajak kita menatap langsung kenyataan yang menyakitkan menggali trauma, memantik empati, dan menyadarkan kita bahwa banyak dari kita, sebenarnya tidak benar-benar baik-baik saja.

"Dengan pendekatan yang humanis dan narasi yang tajam, film ini berhasil membuat aku terombang-ambing dalam kompleksitas tiap karakter. Ga ada tokoh yang sepenuhnya hitam atau putih; setiap keputusan terasa masuk akal dari sudut pandang mereka masing-masing, membuat aku terus-menerus berpindah sisi, "Siapa yang benar? Siapa yang patut dimengerti?" ucap Prilly. 

"Rasanya seperti naik roller coaster! penuh kejutan, sesak, tapi juga menghangatkan. Dan di akhir film, kita justru disambut oleh sesuatu yang tak terduga, membekas lama setelah layar gelap. Selamat untuk abang @jokoanwar serta seluruh cast dan kru yang telah menciptakan film seberani dan seindah ini."

Tak lupa, Prilly juga memberikan pujian manis untuk Omara yang bermain dengan gemilang. "Dan secara pribadi, aku ingin menyampaikan rasa bangga yang luar biasa untuk @omara.esteghlal pacarku, yang tampil dengan begitu kuat dan memikat. Kamu luar biasa! Film ini bukan hanya untuk ditonton, tapi untuk dirasakan."

Daftar Pemain Pengepungan di Bukit Duri 

Pemain menghadiri acara jumpa pers peluncuran film ke-11 Joko Anwar berjudul Pengepungan di Bukit Duri atau The Siege at Thorn High yang digelar di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan pada Senin, 21 Oktober 2024. Dok. Poplicist Publicist

Sineas peraih Piala Citra itu berkomitmen, melalui film Pengepungan di Bukit Duri, ia juga ingin berkolaborasi dengan lebih banyak pemeran muda berbakat di Tanah Air. Di antaranya yaitu:

Morgan Oey
Omara Esteghlal
Hana Pitrashata Malasan
Endy Arfian
Fatih Unru
Satine Zaneta
Dewa Dayana
Florian Rutters
Faris Fadjar Munggaran
Sandy Pradana
Farandika
Raihan Khan
Sheila Kusnadi
Millo Taslim
Bima Azriel

Sinopsis Film Pengepungan di Bukit Duri 

Pada 2027, Indonesia digambarkan dalam situasi yang kacau balau, terjebak dalam arus gejolak sosial yang tak terkendali. Konflik yang berlarut-larut, dipicu oleh diskriminasi dan kebencian rasial, membawa masyarakat pada jurang kehancuran. Dalam latar belakang suram ini, berdiri Edwin, seorang guru pengganti di SMA Duri—sekolah yang dikenal sebagai tempat bagi siswa-siswi bermasalah. 

Edwin, diperankan oleh aktor Morgan Oey, bukanlah tokoh protagonis biasa. Ketika awalnya mengira tugasnya sebatas mengajar, situasi segera berubah menjadi lebih rumit. SMA Duri, tempatnya mengabdi, mendadak terkepung oleh kekerasan dan ketakutan. 

Sekolah yang awalnya penuh masalah remaja biasa, kini menjadi medan pertempuran hidup dan mati. Edwin, yang tak pernah membayangkan dirinya harus bertarung untuk bertahan hidup, kini berjuang di tengah konflik mematikan. Kisah ini tak hanya menyuguhkan adegan aksi dan pertarungan fisik, tapi juga pertarungan moral dan etika di tengah krisis. 

Latar sosial yang penuh diskriminasi menciptakan konflik yang nyata, seolah mengingatkan penonton pada rapuhnya batas antara harmoni dan kehancuran dalam kehidupan sosial. Joko Anwar berusaha meramu kisah ini dengan cermat, memadukan ketegangan dengan refleksi tentang ketidakadilan sosial dan urgensi yang terjadi di masyarakat.

Pilihan Editor: Potret Mesra dan Bikin Baper Prilly Latuconsina dan Omara Esteghlal

MARVELA | ADINDA JASMINE | TEMPO.CO

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Advertisement

Recommended Article

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."
Advertisement