Peneliti Ungkap Alasan Anak-anak Lebih Lama Mendapatkan Vaksin Covid-19 - kesehatan Cantika.com

Advertisement
Advertisement
Advertisement

Peneliti Ungkap Alasan Anak-anak Lebih Lama Mendapatkan Vaksin Covid-19

foto-reporter

Reporter

google-image
Petugas Diskes Lantamal XIII menyiapkan Vaksin Sinovac saat akan melakukan vaksinasi COVID-19 untuk warga pesisir dalam rangka program serbuan vaksin COVID-19 di Desa Juwata Laut, Tarakan Utara, Tarakan, Kalimantan Utara, Jumat, 17 September 2021. Dikses Lantamal XIII telah melaksanakan sebanyak 59.030 vaksin ke masyarakat dengan tujuh satuan kerja yaitu Tarakan, Nunukan, Balikpapan, Sanggatta, Banjarmasin, Kota Baru dan RSAL Iyas Tarakan. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Petugas Diskes Lantamal XIII menyiapkan Vaksin Sinovac saat akan melakukan vaksinasi COVID-19 untuk warga pesisir dalam rangka program serbuan vaksin COVID-19 di Desa Juwata Laut, Tarakan Utara, Tarakan, Kalimantan Utara, Jumat, 17 September 2021. Dikses Lantamal XIII telah melaksanakan sebanyak 59.030 vaksin ke masyarakat dengan tujuh satuan kerja yaitu Tarakan, Nunukan, Balikpapan, Sanggatta, Banjarmasin, Kota Baru dan RSAL Iyas Tarakan. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Advertisement

CANTIKA.COM, JakartaVaksin Covid-19 untuk anak di bawah 12 tahun saat ini belum banyak tersedia. Para ahli kesehatan ingin memastikan keamanan vaksin pada generasi muda ini. Direktur tim peneliti vaksin Vaderbilt, Dr. C. Buddy Creech mengatakan kepada Healthline bahwa butuh waktu lebih lama karena tidak dapat mengasumsikan dosis vaksin yang sama pada orang dewasa.

“Misalnya, karena anak-anak merespons vaksin mRNA dengan sangat baik terhadap Covid-19, kami dapat menentukan dosis yang jauh lebih kecil – setengah, seperempat, atau bahkan sepersepuluh dari dosis – agar menghasilkan respons imun yang serupa dengan apa terjadi pada orang dewasa,” ujar dr. Creech.

Saat ini vaksin yang tersedia untuk usia 12 tahun ke atas adalah Pfizer dan Moderna. Produsen vaksin mRNA seperti Pfizer dan Moderna saat ini juga melakukan percobaan bagi anak di bawah 12 tahun.

Creech mengatakan, “Saat ini, percobaan dilakukan dengan interval waktu yang sama untuk anak-anak, yaitu dengan jarak 3 minggu untuk Pfizer dan 4 minggu untuk Moderna”.

Memperpanjang jarak antar dosis vaksin Covid-19 akan lebih menguntungkan secara imunologi bagi orang yang memiliki risiko rendah terhadap komplikasi penyakit.  

Baca juga: Baru Memutuskan Vaksin COVID-19, Titi DJ: Saya Punya Autoimun

Advertisement

Recommended Article

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."
Advertisement