Bingung Pilih Ciput Rajut atau Spandex? Ini Tipsnya - mode Cantika.com

Advertisement
Advertisement
Advertisement

Bingung Pilih Ciput Rajut atau Spandex? Ini Tipsnya

foto-reporter

Reporter

google-image
Ilustrasi wanita cantik berhijab. shutterstock.com

Ilustrasi wanita cantik berhijab. shutterstock.com

Advertisement

CANTIKA.COM, Jakarta - Sebagian para perempuan berjilbab lebih percaya diri memakai ciput atau dalaman kerudung dalam berpenampilan. Ciput tak hanya berfungsi menahan rambut agar tidak keluar, tapi juga menahan kerudung tak mudah bergerak karena bersentuhan dengan permukaan rambut yang licin. Sama dengan kerudung, bahan ciput juga beragam. Setiap bahan ada kelebihan dan kekurangannya. Bagaimana cara memilih bahan ciput yang sesuai?

Vice President Brand Elzatta & Dauky, Tika Latifani Mulya, mengatakan sesuaikan bahan ciput dengan bahan kerudung atau jilbab. Bahan kerudung yang licin bakal cocok dengan ciput tertentu, begitu pula kain kerudung katun yang lebih mudah kusut tapi tak licin.

"Ciput ada macam-macam, bahan rajut, rayon, dan rajut. Kalau pakai kerudung bahan katun atau voal, sebenarnya enggak pakai ciput aman," ujar Tika di Jakarta, Kamis, 26 Februari 2020.

Kerudung katun atau voal relatif bisa "aman" di kepala meski pemakai tidak menggunakan ciput. Hanya saja ada risiko rambut terlihat dan mencuat, terutama untuk pemilik rambut panjang.

Tika pribadi lebih menyarankan untuk memakai ciput, meski kerudung yang dipakai berbahan katun.

"Supaya rambut enggak keluar," jelas ia.

Kerudung berbahan sutra yang licin akan sulit dipakai tanpa menggunakan dalaman terlebih dahulu. Maka, ciput jadi barang wajib ketika akan memakai kerudung bahan sutra. Untuk tipe kain kerudung licin, Tika menyarankan ciput bahan rayon atau rajut yang bisa "menahan" kerudung di kepala.

"Yang nyaman banget itu rajut karena bahannya elastis, dia juga punya rongga-rongga, jadi rasanya adem."

Advertisement

Recommended Article

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."
Advertisement