Punya 13 Gelar Akademik, Perempuan Ini Tak Ada Waktu Cari Jodoh - ragam Cantika.com

Advertisement
Advertisement
Advertisement

Punya 13 Gelar Akademik, Perempuan Ini Tak Ada Waktu Cari Jodoh

foto-reporter

Reporter

google-image
Yenita, wanita dengan 13 gelar akademik. Dok/pribadi

Yenita, wanita dengan 13 gelar akademik. Dok/pribadi

Advertisement

CANTIKA.COM, Jakarta - Yenita Dosen tetap di Universitas Tarumanegara (Untar) Jakarta tengah menjadi perbincangan hangat di masyarakat. Di usia 39 tahun, Yenita telah mengantongi 13 gelar akademik, terdiri dari satu sarjana, sepuluh master, dan dua doktor.

Ada beragam keuntungan dan kerugian yang diterima oleh Yenita. Salah satu sisi positifnya menghimpun banyak teman dan kenalan. Hal ini sangat penting untuk membangun koneksi di kemudian hari. 

“Kita tidak tahu apa yang akan terjadi di masa mendatang. Mungkin saya butuh pertolongan satu orang dan lainnya. Dari banyak menempuh pendidikan, koneksi dengan orang menjadi lebih besar,” katanya saat dihubungi Tempo.co pada 16 Agustus 2019.

Selain koneksi, memiliki pengetahuan luas adalah hasil positif lain yang didapatkan Yenita. Ia mengaku kini mampu menjawab berbagai masalah yang ada, khususnya karena sudah memiliki dasar pelajaran yang kuat.

“Setiap kajian disiplin ilmu memiliki penekanan sudut pandang yang berbeda dan mendalam. Oleh karena sudah lulus, pengetahuan saya menjadi semakin bertambah sehingga saya sekarang bisa memecahkan masalah dan pertanyaan seputar ilmu-ilmu tersebut,” katanya.

Sayangnya, dari sisi negatif ia mengaku harus mengalami kesulitan untuk mencari  jodoh. Rupanya, selain karena gelar yang terlalu banyak, hal tersebut juga didasari oleh kesibukannya untuk belajar.

“Karena gelar saya terlalu banyak, laki-laki banyak yang minder dan kabur. Saya juga banyak menghabiskan waktu luang dengan belajar untuk gelar-gelar ini. Jadi tidak sempat melirik sana sini,” katanya.

SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA

Advertisement

Recommended Article

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."
Advertisement