Kebosanan Tak Harus Selalu Dibunuh dengan Gawai, Ini Kata Pakar - ragam Cantika.com

Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kebosanan Tak Harus Selalu Dibunuh dengan Gawai, Ini Kata Pakar

foto-reporter

Reporter

google-image
Ilustrasi anak muda dan gadget. Shutterstock

Ilustrasi anak muda dan gadget. Shutterstock

Advertisement

CANTIKA.COM, Jakarta - Ada cara yang bisa dilakukan agar rasa bosan yang menyerang berbuah ide cemerlang, begitu menurut Sandi Mann, dosen psikologi dari Universitas Central Lancashire di Inggris.

Seperti dilansir Time, melakukan aktivitas yang membutuhkan sedikit atau tanpa konsentrasi, seperti berjalan di rute yang biasa, berenang, atau bahkan hanya duduk dengan mata tertutup, dan membiarkan pikiran mengembara, tanpa musik atau rangsangan untuk membimbingnya adalah contoh yang pas.

Baca juga:
Psikolog: Anak Kecanduan Gawai Berarti Alami Gangguan Mental
Anda Kecanduan Gawai, Ini 3 Terapi untuk Menghentikannya

Penting juga untuk menjauhkan diri dari gawai untuk sementara waktu. Menurut Mann, keterikatan budaya dengam gawai secara paradoks menghancurkan kebosanan.

"Karena setiap kali mengeluarkan telepon, kami tidak membiarkan pikiran mengembara dan menyelesaikan masalah kami,”kata Mann.

Orang-orang dapat menjadi kecanduan dengan dopamin yang terus-menerus diberikan konten baru yang disediakan gawai.

Artikel lain:
Psikolog Ungkap 3 Dampak Negatif Anak Kecanduan Gadget

"Toleransi terhadap kebosanan berubah sepenuhnya dan kita perlu semakin banyak untuk berhenti bosan," tutur Mann.

Ia mengatakan penting untuk tidak mengacaukan kebosanan dengan relaksasi atau aktivitas yang menenangkan, seperti yoga atau meditasi, karena membuat Anda cenderung gagal menemukan stimulasi.

Advertisement

Recommended Article

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."
Advertisement