CANTIKA.COM, Jakarta - Kasus kejang selama 12 jam yang menimpa influencer TikTok Willabele dengan nama akun @memeflome sempat menghebohkan media sosial pada pertengahan 2024. Kejang hebat yang terjadi setelah prosedur anestesi di sebuah klinik kecantikan justru disalahartikan sebagai kesurupan oleh pihak klinik.
Akibatnya, tindakan medis yang semestinya dilakukan segera justru tertunda. Kasus ini menjadi sorotan karena menunjukkan kurangnya pemahaman masyarakat tentang kondisi kejang dan bahayanya jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat.
Artikel Terkait:
Overdosis Anestesi: Penyebab, Gejala, Bahaya, dan Cara Penanganannya
Ketika Kejang Dikira Kesurupan
Dalam budaya masyarakat Indonesia, tidak jarang gejala medis seperti kejang dikaitkan dengan hal mistis seperti kesurupan atau gangguan makhluk halus. Kejang yang ditandai dengan hilangnya kesadaran, tubuh yang menegang atau menggeliat tak terkendali, dan terkadang mata terbalik ke atas memang bisa tampak menyeramkan bagi orang awam. Namun, persepsi ini bisa sangat berbahaya.
Kasus Willabele ini menjadi contoh nyata. Ia mengalami kejang selama 12 jam akibat dugaan overdosis anestesi, namun justru dibacakan doa dan dibiarkan tanpa penanganan medis selama berjam-jam karena dianggap kesurupan. Akibatnya, Willabele sempat mengalami koma selama hampir satu bulan dan mengalami kerusakan saraf yang mempengaruhi kemampuan bicara dan motoriknya.
Bahaya Kejang Lama: Status Epileptikus
Kejang yang berlangsung lebih dari 5 menit dikenal sebagai status epileptikus. Ini adalah kondisi medis darurat yang dapat menyebabkan kerusakan otak permanen, koma, hingga kematian. Jika kejang tidak berhenti dalam waktu singkat, suplai oksigen ke otak bisa terganggu, dan sel-sel otak bisa mengalami kerusakan serius.
Berikut beberapa risiko dari kejang berkepanjangan:
Kerusakan otak permanen akibat hipoksia (kekurangan oksigen).
Koma berkepanjangan seperti yang dialami Meme.
Gangguan motorik dan bicara jangka panjang.
Kematian mendadak bila kejang tidak segera ditangani.
Oleh karena itu, mengenali gejala kejang dan memberikan pertolongan pertama yang tepat sangatlah penting untuk menyelamatkan nyawa.
Pertolongan Pertama Saat Seseorang Kejang
Jika Anda menyaksikan seseorang mengalami kejang, lakukan langkah-langkah berikut:
Tetap tenang dan amankan lingkungan sekitar dari benda tajam atau berbahaya.
Baringkan orang tersebut di permukaan datar dan miringkan kepala ke samping.
Jangan menahan tubuhnya atau mencoba menghentikan kejang dengan paksa.
Jangan memasukkan apapun ke dalam mulutnya, termasuk sendok atau jari.
Catat durasi kejang. Jika berlangsung lebih dari 5 menit, segera hubungi layanan medis darurat.
Pentingnya Edukasi Masyarakat
Kasus seperti ini menunjukkan pentingnya edukasi publik tentang perbedaan antara kejang dan kesurupan. Dalam dunia medis, kejang adalah manifestasi dari gangguan aktivitas listrik di otak yang bisa disebabkan oleh epilepsi, demam tinggi, gangguan metabolik, atau efek samping obat.
Masyarakat perlu memahami bahwa:
Kejang bukan kesurupan.
Penanganan yang salah bisa memperburuk kondisi pasien.
Menunda bantuan medis dapat menyebabkan konsekuensi fatal.
Edukasi bisa dilakukan melalui kampanye kesehatan, penyuluhan di sekolah dan komunitas, serta pelatihan pertolongan pertama untuk kondisi darurat seperti kejang. Tenaga medis, keluarga pasien epilepsi, dan komunitas juga memiliki peran besar dalam menyebarkan pemahaman ini.
Kasus influencer TikTok tersebut membuka mata kita tentang bahayanya miskonsepsi dalam dunia kesehatan. Kejang bukanlah fenomena mistis, melainkan kondisi medis serius yang butuh penanganan segera. Dengan edukasi yang tepat dan respons cepat, nyawa bisa diselamatkan dan kualitas hidup pasien bisa dipertahankan.
Jangan ragu untuk mencari pertolongan medis jika melihat seseorang kejang, karena setiap detik sangat berharga.
Pilihan Editor: Sederet Penyebab Kejang yang Perlu Kamu Tahu
CDC | NHS | NIH | TIKTOK
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika
Artikel Terkait: